CATATAN SYAROH
MATAN MUQODDIMAH
AL-JAZARI
BAIT KE-1
(Uzi Harafi)
A. BAB : Muqoddimah (المقدمة)
B. BAIT : 1
C. KOLOM :
Ø 1 : يَقُـولُ رَاجِــي عَـفْـوِ رَبٍّ سَـامِـعِ
Ø 2 : مُحَـمَّـدُ بْـنُ الْـجَـزَرِيِّ الشَّافِـعِـي
D.
ARTI PER KATA :
|
Kolom-2 |
Kolom-1 |
||
|
(Yaitu)
Muhammad Ibnu Al-Jazari |
مُحَـمَّـدُ بْـنُ الْـجَـزَرِيِّ |
Berkatalah |
يَقُـولُ |
|
(Madzhabnya)
Syafi’i |
الشَّافِـعِـي |
Orang
yang senantiasa mengharap |
رَاجِــي |
|
|
|
Ampunan |
عَـفْـو |
|
|
|
(Dari)
Tuhan Yang Maha Pendengar |
رَبٍّ سَـامِـعِ |
E.
BIOGRAFI IMAM AL-JAZARI :
- Sumber : Ustadzah Aulia MM, M.Pd (murid Syekh Khanova Maulana, Lc. Founder IAC)
- Buku : At-Taisir Fi Syarkhil Matan Al-Jazari, oleh Syekh Khanova.
- Al-jazari adalah nisbat terhadap tempat di jazirah Arab. Yang dekat dengan sungai Dajlah (antara Makah dan Madinah). Jazari = jazirah Ibnu Umar, ra.
- Ayah Al-Jazari adalah orang beriman dan kaya. Bertahun-tahun belum dikaruniai anak.
- Tahun 750 H, ayah Al-Jazari berhaji dan minum air zam-zam sambil berdo’a dan berazam : agar dikaruniai anak dan keturunan yang sholih dan ahli ilmu.
- Hal ini mengajarkan kita tentang waktu & tempat mustajabnya do’a.
- Setahun kemudian, pada bulan Ramadhan tahun 751 H, Imam Al-Jazari lahir. Tepatnya tanggal 25 Ramadhan 751 H.
- Nama asli Imam Al-Jazari adalah Muhammad bin Muhammad bin Muhammad bin Ali bin Ali bin Yusuf Al-Jazari.
- Usia 13 tahun : sudah hafal Qur’an.
- Usia 14 tahun : sudah menjadi imam sholat.
- Usia 15 tahun : menguasai ilmu qiro’at (mendapat sanad), menguasai ilmu fiqih & hadits. Menjadi mufti lokal.
- Usia 15 – 23 tahun :
ü Membaca Al-Qur’an dengan seluruh qiro’at
ditashihkan kepada Syekh Muhammad bin Ahmad bin Labban Ad Damasyqi.
ü Tahun 774 H : diberi izin berfatwa
oleh Ibnu Katsir.
ü Tahun 778 H : diberi izin berfatwa
oleh Dhiyauddin dan Syekh Islam Al-Balqini.
ü Belajar hadits kepada beberapa murid
Ad-Dimyati, Al-Barquhi, Al-Fakhr bin Al-bukhori, dll.
ü Belajar fiqih kepada Abdurrahim
Al-Isnawi. Belajar ushul fiqih kepada Sa’dullah Al-Qazwaini.
- Usia 23 tahun : sudah menjadi mufti internasional
ü Mengajarkan ilmu qiro’at di bawah
Kubbatun Nashr di masjid Umawi, Damaskus.
ü Mendirikan Darul Qur’anil Karim.
- Ada orang Turki sengaja dating ke
Al-Jazari, ingin belajar ke Imam Al-Jazari.
ü Dia harus meninggalkan keluarganya
berbulan-bulan.
ü Lalu menyampaikan kesulitan ini
kepada Imam Al-Jazari.
ü Solusi yang diberikan oleh Imam
Al-Jazari adalah Imam Al-Jazari yang ke Turki. Ini sebagai landasan fiqih :
guru boleh mendatangi murid ketika murid ada kendala.
ü Ketika sampai di Turki, Imam
Al-Jazari bertemu dengan Khalifah Sultan Bayazid Khan (kekeknya Muhammada
Al-Fatih)
ü Imam Al-Jazari sangat dimuliakan oleh
Sultan.
ü Turki berperang dengan Timur Lenk.
ü Imam Al-Jazari ditawan oleh pihak
Timur Lenk. Kemudian ditanya : kamu memihak mana?
Jawab Imam
Al-Jazari : aku hanyalah pengajar Al-Qur’an.
ü Lalu Imam AL-Jazari ditempatkan/diasingkan
di wilayah sungai Syiroz untuk mengajar Al-Qur’an.
ü Imam Al-Jazari menetap di sini,
hingga dibebaskan pada tahun 805 H.
- Tahun 833 H Imam Al-Jazari berhaji.
- Imam Al-Jazari wafat usia 80-an yaitu tahun 833 H.
- Kitab karya Imam Al-Jazari ada 9, yaitu :
ü Manzumah Al-Muqoddimah Fi Ilmi Tajwid
(lebih terkenal dengan sebutan Matan Al-Jazari, yang kita bahas ini).
ü Tahbir At-Taisir Fil Qiroatil Asyr.
ü An-Nasyr Fil Qiroatil Asyr.
ü Thoyyibah An-Nasyr Fil Qiroatil Asyr.
ü At-Tmhid At-Tajwid.
ü Munjid Al-Murqi Wa Mursyid
Ath-Tholibin.
ü Ghoyatun Nihayah fi Thobaqotil Qurro.
ü Hoyatul Maharoh fi Ziyadah Alal
Asyaroh.
ü Manzumah Ad-Durroh Al-Mudhiah Fil
Qiroati Tsalatsatil Mardhiyyah.
F. TAMBAHAN
SYARAH BAIT KE-1 :
- Kebiasaan ulama setiap kali memulai nadzom/karya pasti dia tidak langsung menyebutkan bahwa dia ahli ilmu.
- Hal ini menunjukkan sifat tawadhu’ ulama di hadapan ALLOH. (tercontoh di bait 1).
- Bait 2 : penulis matan menyebutkan nama dan madzhabnya. Imam Al-Jazari bermadzhab Syafi’i.